1. Mata yang normal memiliki kemampuan untuk melihat benda dengan jelas pada jarak yang dekat dan jauh. Mengapa mata kita memiliki kemampuan tersebut?
Berikut ini merupakan pembahasan mengenai kunci jawaban dari pelajaran ilmu pengetahuan alama kelas 8, yang mana pembahasan ini kakak buat agar peserta didik sekalian dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dan memperoleh nilai yang memuaskan.
Baca juga:
1. Perhatikan gambar irisan telinga berikut ini! Gendang telinga
1. Mata yang normal memiliki kemampuan untuk melihat
1. Fakta yang benar tentang hubungan antara cahaya
Tugas meruapakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran hal ini di karenakan tugas merupakan salah satu indikator yang di gunakan sekolah dan guru untuk menentukan nilai rapot yang artinya tugas merupakan salah penentu kenaikan kelas peserta didik seklain
1. Mata yang normal memiliki kemampuan untuk melihat benda dengan jelas pada jarak yang dekat dan jauh. Mengapa mata kita memiliki kemampuan tersebut?
2. Beni memiliki penglihatan normal, kemudian dia mencoba kacamata Udin yang berlensa negatif. Ternyata, penglihatan Beni menjadi kabur. Mengapa hal ini terjadi?
3. Lukislah bayangan yang dibentuk oleh cermin datar untuk bendabenda di bawah ini!
4. Lensa cembung sering disebut dengan lensa pengumpul (konvergen), sedangkan lensa cekung sering disebut lensa penyebar (divergen), mengapa demikian? Agar mudah menjelaskan, gunakan gambar hasil pembiasan cahaya pada lensa tersebut!
5. Seseorang yang memiliki tinggi dari ujung kaki sampai ke matanya 150 cm berdiri di depan cermin datar yang tingginya 30 cm. Cermin itu ditegakkan vertikal di atas meja yang tingginya 80 cm dari lantai. Berapakah tinggi bayangan bagian badan orang itu yang dapat dilihat di cermin?
6. Banyak peristiwa terjadinya orang tenggelam di kolam renang. Salah satu penyebabnya adalah kesalahan memperkirakan kedalaman kolam ketika dilihat dari atas permukaan air kolam. Peristiwa apa yang terjadi pada kasus tersebut? Jelaskan jawaban kamu!
7. Perhatikan gambar di bawah ini! Jika seseorang ingin menombak ikan di dalam air, ke titik manakah posisi ujung tombak diarahkan agar ikan dapat tertangkap? Jelaskan jawaban kamu!
B. Esai
1. Mata dapat melihat benda dengan jelas pada jarak dekat ataupun jauh karena lensa mata memiliki kemampuan untuk mengubah bentuknya. Pada saat mata melihat benda yang berada pada jarak jauh, otot siliar akan berkontraksi. Hal ini akan menyebabkan lensa mata menjadi lebih datar atau mata melihat tanpa berakomodasi. Ketika kalian melihat benda yang berada pada jarak dekat, otot siliar akan relaksasi. Hal ini akan menyebabkan lensa mata menjadi lebih cembung. Pada kondisi ini mata dikatakan berakomodasi maksimum.
2. Karena apabila orang berpenglihatan normal menggunakan kacamata berlensa negatif, maka titik fokusnya akan berubah sehingga cahaya tidak jatuh tepat di retina.
3.
4. Hal ini dikarenakan cahaya yang dibiaskan oleh lensa cembung adalah mengumpul, sedangkan cahaya yang dibiaskan oleh lensa cekung menyebar.
5. Tinggi dari 150 cm ke bawah sampai 80 cm :
150 cm - 80 cm = 70 cm
Lalu, tingginya ditarik ke bawah hingga sisa tinggi :
80 cm - 70 cm = 10 cm
Jika sisanya tadi ditarik ke bawah dari 80 cm, maka menghasilkan :
80 cm - 10 cm = 70 cm
Sehingga, tinggi bayangannya :
t bayangan = t cermin diatas meja - 2 × sisa tinggi
= 80 cm - 2 × 10 cm
= 60 cm
6. Peristiwa yang terjadi adalah Pembiasan: Jika cahaya yang merambat pada suatu medium berpindah ke medium yang lain, maka pada batas kedua medium tersebut akan terjadi pembiasan atau pembelokan arah. Hal ini disebabkan karena kecepatan cahaya dalam kedua medium tersebut tidak sama. Semakin besar kerapatan suatu medium, makin kecil kecepatan cahaya yang melewatinya. Dasar kolam tampak dangkal karena sinar datang yang berasal dari dasar kolam dibiaskan menjauhi garis normal. Yang kita lihat sebagai dasar kolam adalah bayangan dari dasar kolam tersebut, bukan dasar kolam yang sebenarnya.
7. Ikan yang berada di dalam air, juga mengalami fenomena yang sama. Posisi bayangan ikan yang kita lihat bukanlah merupakan posisi ikan yang sesungguhnya karena cahaya yang terpantul dari ikan tersebut telah berbelok. Oleh sebab itu, jika kita hendak menombak ikan, maka arahkanlah tombak tersebut sedikit ke bawahnya, supaya dapat mengenai ikan dengan lebih akurat.
Demikian soal dan jawaban buku siswa ipa kelas 8 uji kompetensi bab 11 tentang cahaya dan alat optik yang telah kami bagikan. Jika ada kata dan jawaban yang menurut anda kurang tepat Anda bisa menanggapi dan bertanya melalui komentar dibawah ini. Semoga soal dan pembahasan cahaya dan alat optik ini dapat bermanfaat.
sumber (referensi)! C. Presentasikan hasilnya di depan kelas untuk mendapat tanggapan dari kelompok lain! Masalah Paparan Sumber Bacaan 1. Mengatasi kemalasan belajar. 2. Membentuk kekompakan antarsiswa dalam kelas. 3. Cara hemat dalam pembelanjakan uang jajan. 263 Kelas VIII SMP/MTs Bab 9 Bahasa Indonesia 4. Menghindari konflik dengan kerabat dan tetangga. 5. Kiat mudah dalam membentuk pribadi yang mandiri. Tugas Individu 1. Bentuklah kelompok. Bacalah sekurang-kurangnya dua artikel dari majalah, surat kabar, atau dari internet yang berkaitan dengan kehidupan remaja! 2. Tentukanlah masalah yang ada dan solusi-solusi yang ditawarkan oleh artikel- artikel tersebut! 3. Sajikanlah laporan kegiatanmu itu dalam format berikut! Idenitas Artikel Masalah Solusi yang Ditawarkan Judul artikel Penulis Sumber
264 Kelas VIII SMP/MTs Aku Bisa Bagaimanakah tingkat penguasaanmu terhadap pelajaran-pelajaran di dalam bab ini? Pokok Bahasan Tingkat Penguasaan A B C D 1. Mampu menelaah unsur-unsur buku fiksi dan nonfiksi. 2. Mampu menelaah keberadaan dan daya tarik unsur-unsur buku fiksi dan nonfiksi. 3. Mampu membuat peta konsep dari suatu bacaan. 4. Mampu menyajikan isi suatu bacaan. Keterangan: A = sangat baik B = baik C = cukup E = kurang Pelajari kembali pokok-pokok bahasan yang belum kamu kuasai. Bertanyalah pada guru, orang tua, atau teman untuk membantumu dalam menguasai pokok- pokok bahasan tersebut! Perdalamlah pokok-pokok bahasan yang telah kamu kuasai, terutama dengan meningkatkan jumlah dan ragam jenis buku yang bisa kamu baca! Program Membaca Buku Jenis Buku Judul Target Selesai 1. Fiksi 2. NonFiksi 265 Kelas VIII SMP/
MTs Bab 9 Bahasa Indonesia Glosarium abstrak pernyataan, pendahuluan, atau konsep dasar argumentasi alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan akting memerankan aktual terbaru, mutakhir alur jalan cerita argumen alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan berita informasi, warta, pengetahuan terbaru tentang suatu kejadian/peristiwa ceramah pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar, mengenai suatu hal pengetahuan cerpen cerita pendek deduksi uraian (paragraf) yang gagasan umumnya terletak pada bagian awal deduktif bersifat deduksi. denotasi makna dasar dari suatu kata atau kelompok kata; makna yang beum mengalami penambahan atau pergeseran denotatif berkaitan dengan denotasi deskriptif bersifat deskripsi; bersifat menggambarkan apa adanya dialog percakapan antara dua orang atau lebih. disunting dilihat dengan teliti drama teks imajinatif yang berupa dialog-dialog; teks untuk dipentaskan ejaan melafalkan (menyebutkan) huruf-huruf satu demi satu eksplanasi menjelaskan proses terjadinya suatu fenomena atau kejadian/peristiwa 266 Kelas VIII SMP/MTs eksposisi teks yang menyampaikan sejumlah argumentasi ataupun pendapat untu
k meyakinkan orang lain, yang kadang-kadang disertai dengan bujukan (persuasi) faktual berdasarkan kenyataan; mengandung kebenaran fenomena hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta; kegiatan, peristiwa fiksi cerita rekaan (novel, cerpen, dongeng) fiktif khayal, bersifat imajinasi, sesuatu yang hasil dari mengkhayal format bentuk dan ukuran (buku, surat kabar) frasa gabungan dua kata atau lebih yang tidak mengandung unsur subjek dan predikat) ikl
an teks yang berisi tawaran barang/jasa; bujukan kepada khalayak untuk berbuat sesuatu induktif bersifat (secara) induksi, uraian yang gagasan umumnya terletak pada bagian akhir interpretasi pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu; tafsiran intrinsik unsur pembangun sastra yang ada di dalam teks itu sendiri kaidah rumusan asas yang menjadi hukum; aturan yang sudah pasti; patokan karakter sifat, watak, akhlak, sikap seseorang berkaitan dengan suatu peristiwa karya ilmiah hasil perbuatan; buatan; ciptaan (terutama hasil tulisan) yang disusun berdasarkan fakta dan mengutamakan kelogisan khalayak orang banyak; masyarakat kompetensi kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan kemampuan menguasai gramatika suatu bahasa secara abstrak atau batiniah konflik percekcokan; perselisihan konotasi tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata; makna yang ditambahkan pada makna denotasi 267 Kelas VIII SMP/MTs Bahasa Indonesia koreksi pembetulan; perbaikan; pemeriksaan kreatif memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan logis sesuai dengan logika; benar
menurut penalaran; masuk akal menganalisis penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb.) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya mengkritik kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dsb. persuasi teks yang berisi bujukan, imbauan, ajakan pada khalayak untuk berbuat sesuatu populer dikenal dan disukai orang banyak (umum) prosedur tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas puisi teks yang berlarik-larik dan berbait-bait dengn mengutamakan harmonisasi bunyi dan kepadatan makna kata relevan kait-mengait; bersangkut-paut; berguna secara langsung resensi nilai baik buruknya karya sastra struktur cara sesuatu disusun atau dibangun; susunan; bangunan. ulasa
n teks yang mengulas kelebihan dan kelemahan suatu karya; resensi. verba(l) kata kerja; secara lisan (bukan tertulis) 268 Kelas VIII SMP/MTs Indeks A Abstrak 265–282 Agumentasi 265–282 Akting 265, 265–282 Aktual 265–282 Alur 246, 250, 265 Argumen 265–282 B Berita 265 C Ceramah 265–282 Cerpen 248–282, 249–282, 265–282 D Deduksi 265–282 Deduktif 265–282 Denotasi 265, 265–282 Denotatif 265–282 Deskriftif 265–282 Dialog 265–282 Disunting 265–282 Drama 241–282, 265–282, 274–282 E Ejaan 265–282 Eksplanasi 265–282 Eksposisi 266–282 F Faktual 266, 266–282 Fenomena 266, 266–282 Fiksi 234, 234–282, 234–282, 236, 236–282, 240, 240–282, 245, 245–282, 245–282, 247, 247– 282, 256, 256–282, 257, 257–282, 264, 264–282, 266, 2
66–282 Fiktif 266, 266–282 Format 266, 266–282 Frasa 266, 266–282 269 Kelas VIII SMP/MTs Bahasa Indonesia I Iklan 266, 266–282 Induktif 266, 266–282 Interpretasi 266, 266–282 Intrinsik 266, 266–282 K Kaidah 266, 266–282 Karakter 266, 266–282, 275, 275–282 Karya Ilmiah 266, 266–282 Khalayak 266, 266–282 Kompetensi 266, 266–282, 272, 272–282, 280, 280–282, 280–282, 280–282 Konflik 242, 242–282, 242–282, 266, 266–282 Konotasi 266, 266–282 Koreksi 266, 266–282 Kreatif 267, 267–282 L Logis 267, 267–282 M Menganalisis 267, 267–282 Mengkritik
267, 267–282 P Persuasi 267, 267–282 Populer 267, 267–282 Prosedur 267, 267–282 Puisi 241, 241–282, 267, 267–282, 274, 274–282 R Relevan 267, 267–282 Resensi 267, 267–282 S Struktur 267, 267–282, 277, 277–282 U Ulasan 267, 267–282 V Verba 267–282 Verba(l) 267, 267–282, 269–282 270 Kelas VIII SMP/MTs Daftar Pustaka Biber, Douglas; Conrad, Susan. 2009. Register, Genre, and Style. Cambridge: CUP. Bhatia, Vijay K. 2002. ”Applied Genre Analysis: a Multi-perspective Model”. IBÉRICA 4 (2002): 3-19. Bower, Sharon Anthony. 1981. Painless Public Speaking. Engle
wood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall. Burns, A. 2001. Genre-based approaches to writing and beginning adult ESL learners. In C. N. Candlin & N. Mercer (Eds.), English language teaching in its social context (pp. 200-207).NewYork,NY:Routledge. Christie, F. (ed.). 1999. Pedagogy and the Shaping of Consciousness. London: Continuum. Christie, Frances & Derewianka, Beverly.2010.School Discourse, Learning to Write Across the Yearsof Schooling. London: Continuum. Coffey, M. Pogemiller. 1983. Fitting In. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall. Cohen, L.,
Manion, L., & Morrison, K. (2000). Research methods in education (5th ed.). NewYork, NY: RoutledgeFalmer. Coyle, D. 1999. ”Theory and Planning for Effective Classroom: supporting students in content and language integrated learning contexts” dalam Masih, J. (ed.) Learning through a Foreign Language. London: CILT. Coyle, D. 2006. ”Developing CLIL: Towards a Theory of Practice” dalam Monograph 6 (pp. 5–29) Barcelona: APAC. Coyle, D. 2007. ”The CLIL Quality Challenge” dalam D. Marsh & D. Wolff (eds) Diverse Contexts – Converging Goals: CLIL in Europe (pp. 47–58). Frankfurt: Peter Lang. Cox, Ailsa. 2011. Teaching the Short Story. London: Palgrave Macmillan. Cummins, J. 1981. Bilingualism and Minority Language Children. Toronto: Ontario Institute for Studies in Education. Dalton-Puffer, Christiane. 2007. Discourse in Content Language Integrated Learning (CLIL) Classroom. Amsterdam, Philadelphia: Johns Benjamin Publishing Co. Department o
f Education and Science. (1989). English in the National Curriculum. London: HMSO. 271 Kelas VIII SMP/MTs Bahasa Indonesia Firkins,Arthur; Forey,Gail dan Sengupta, Sima. 2007. ”A Genre-Based Literacy Pedagogy: Teaching Writing to Low Proficiency EFL Students”, English Language Teaching Journal, Oktober, 2007. Frank, Marcella. 1983. Writing from Experience. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall. Gibbons, P. 2007. Scaffolding language and learning. Teaching ESL students in mainstreamclassrooms: Language in learning across th
e curriculum: Readings (2nd ed., pp. 25-37). Herrington, Anne & Moran Charles. 2005. Genre Across the Curriculum. Logan, Utah: Utah University Press. Hough, Lyndal. 2003. Language, Context, and Meaning. Melbourne: Heinemann. Hyland, K. 2003. Genre-based pedagogies: A social response to process. Journal of SecondLanguage Writing, 12(1), 17-29. Hyon, S. 1996. Genre in three traditions: Implications for ESL. TESOL Quarterly, 30(4), 693722. Ismail, Taufiq. 1998. Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia. Jakarta: Yayasan Ananda. Ismail, Taufiq. Et al. (ed.). 2001. Dari Fansuri ke Handayani. Jakarta: Horison, Kaki Langit, Ford Foudation. Johns, Ann M. 2002. Genre in the Classroom.Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum Associates. Jolly, David. 1984. Writing Tasks. Cambridge: Cambridge University Press. Kartodi
kromo, Marco. 2000. Student Hidjo.Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. Kelly, A.V. 2004. The Curriculum, Theory and Practice, 5th edition. London: Sage. Kosasih, E. 2014. Jenis-jenis Teks dalam Bahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya. Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar Mengajar, Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: Yrama Widya. Kridalaksana, Harimurti. et al. 1985. Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia: Sintaksis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud. 272 Kelas VIII SMP/MTs
Lightbown, P.M. and Spada, N. 2006. How Languages are Learned (2nd revised edn). Oxford: Oxford University Press. Madden, David. 2003. ”How to Read Fiction?” dalam Microsoft® Encarta® Reference Library. © 1993-2002. Martin, J. R. 1992. English Text. Amsterdam: Benjamins. Microsoft. 2003. Encarta Encyclopedia. 1999-2002. Moeliono, Anton M. (ed.) 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Null, Wesley. 2011. Curriculum, from Theory to Practice. Maryland: Rowman & Littlefield Publishers, Inc. Paltridge, B. 2001.Genre and the language learning classroom. Ann Arbor, MI: University ofMichigan Press. Paltridge, B. 2007. Approaches to genre in ELT. In J. Cummins & C. Davison (Eds.),International
handbook of English language teaching (Vol. 2, pp. 931-943). New York,NY: Springer. Rothery, J. 1996. ’Making changes: developing an educational linguistics’ dalam R. Hasan and G. Williams (eds.). Literacy in Society. London: Longman. Samad, Daniel. 1997. Dasar-dasar Meresensi Buku. Jakarta: Grasindo. Savage, Jonathan. 2011. Cross-Curricular Teaching and Learning in the Secondary School. London: Routledge. Schill, Janne. 2002. On Track, Working with Texts. Victoria: Heinemann. Soedarso. 2001. Speed Reading, Sistem
Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia. Swales. 1990. Genre Analysis. Cambridge: Cambridge University Press. Trianto, Agus. 2001. Komunikasi dalam Forum. Bengkulu: LP3SDM. Trianto, Agus. 2006. PASTI BISA, Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia untuk SMP dan MTs Kelas VII, VIII, IX. Jakarta: ESIS. Trianto, Agus. 2008. Panduan Pemelajaran PASTI BISA. Bengkulu: FKIP UNIB. Wahyudi, Johan. 2011. Terampil Menulis Surat. Solo: Tiga Serangkai. Wahyudi, Johan. 2011. Menjadi Cerpenis. Solo: Tiga Serangkai. Wahyudi, Johan. 2012. Menjadi Penyair. Bandung: Pustaka Bandung. Wahyudi, Johan. 2012. Mahir Bercerita. Bandung: Pustaka Bandung. 273 Kelas VIII SMP/MTs Bahasa
Post a Comment for "1. Mata yang normal memiliki kemampuan untuk melihat benda dengan jelas pada jarak yang dekat dan jauh. Mengapa mata kita memiliki kemampuan tersebut?"